Rabu, 27 Agustus 2014

Bertumbuh ke arah Kristus

Bertumbuh ke arah Kristus
Kolose 2 : 6 – 7,  Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Firman Tuhan di atas mengatakan,  ketika kita telah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, Tuhan mau agar hidup kita tetap di dalam Dia, dan berakar di dalam Dia, serta di bangun di atas Dia, dan agar kita semakin teguh di dalam iman yang telah diajarkan kepada kita, dan Tuhan mau agar hati kita senantiasa dipenuhi oleh ucapan syukur. Kalau kita ingin bertumbuh ke arah Kristus, kita harus selalu tetap tinggal di dalam Dia, agar kita bisa menerima janji-janji Allah yang telah disediakan bagi kita.
Injil Yohanes 15 : 6 -7, Firman Tuhan mengatakan kalau seseorang tidak tinggal di dalam Dia (Yesus), maka ia akan dibuang keluar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan di campakkan ke dalam api lalu di bakar, sebaliknya kalau kita tinggal di dalam Tuhan dan Firman Tuhan tinggal di dalam kita, maka Tuhan akan memberikan kepada kita apa yang kita minta kepada-Nya, sesuai dengan kehendak-Nya.
Jadikan hati ini tempat untuk menyimpan Firman Allah, karena pada saat kita menghadapi pergumulan hidup, maka kita akan kuat menghadapinya, dan sebaliknya kalau kita tidak tinggal tetap di dalam Dia (Yesus), maka kita tidak akan berakar di dalam Tuhan, dan kalau seseorang tidak berakar di dalam Tuhan, maka iblis akan mengambil Firman tersebut, dan orang itu tidak akan menerima janji-janji Allah, sehingga orang itu tidak akan diselamatkan (seperti perumpamaan dalam kisah seorang penabur di dalam Injil Lukas 8 : 11-12). Ketika kehidupan keKristenan sudah berakar, dan akar tersebut sudah merambat ke batang air (Firman Allah) maka kita akan bertumbuh dengan baik, dan kalau kita sudah bertumbuh dengan baik maka kita akan menghasilkan buahnya. 
Kita harus memberikan hidup kita untuk di bangun, sehingga menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh (Efesus 2 : 20 – 22), dan saat kita mendengarkan Firman Allah serta melakukan Firman Allah tersebut, maka iman kita akan bertumbuh.

Saudara dan saudari yang terkasih marilah kita saling bergandeng tangan untuk semakin bertumbuh ke arah Kristus, Amin.

Berlari kepada suatu tujuan

Berlari kepada suatu tujuan
Ibrani 12 : 1,  Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Keberadaan kita di dunia ini disaksikan oleh Surga, neraka, dan bumi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, kita ada di arena untuk berlomba, seperti contohnya pada waktu pertandingan lari estafet, untuk mengikuti lomba lari kita harus rela melepaskan semua atribut yang dapat menghalangi kita untuk lari secara maksimal, misalnya: seseorang yang berlari estafet tidak mungkin mengenakan pakaian formal seperti jas, kemeja, dasi, dan sepatu pantofel, tetapi sebaliknya kita mengenakan kaus dan celana pendek serta sepatu sport yang ringan, agar kita dapat berlari secara maksimal.  Demikian pula ketika kita berlomba di dalam kehidupan di dunia ini, kita harus rela melepaskan semua “atribut” yang dapat menghalangi kita untuk menang dalam pertandingan hidup ini (misalnya: kehormatan, kemuliaan, dll).
Suratan Ibrani 12 : 2, mengatakan bahwa dalam menjalani hidup ini, kita harus berfokus hanya kepada Kristus saja, dan bukan berfokus kepada manusia, dan marilah kita bertanding atau berlomba dengan mata yang tertuju kepada Kristus, karena ketika mata kita memandang kepada “dunia” maka kita akan kecewa dan mudah terjatuh, dan jikalau kita merespon hal-hal negatif dalam hidup ini, maka kita telah melakukan sesuatu yang sia-sia. Dan jika kita berada di dalam pencobaan dan tekanan hidup ini, kita harus selalu ingat akan Yesus , karena ketika “badai” kehidupan datang, kita mempunyai Tuhan Yesus yang akan selalu menopang kita, maka kita tidak akan menjadi lemah dan putus asa, seperti di dalam suratan Ibrani 12 : 3, Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang  sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya kamu jangan menjadi lemah  dan putus asa.
Ada beberapa poin-poin yang perlu diperhatikan, mengenai tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia ini :
* Lukas 19 : 10 (mencari dan menyelamatkan yang hilang)
* Matius 20 : 28 (memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang)
* 2 Petrus 3 : 9 (Ia sabar supaya jangan ada yang binasa)
Tekad Yesus datang ke dunia ini untuk mempermuliakan Bapa di bumi ini (Yohanes 17 : 4), sedangkan tujuan Tuhan menciptakan kita di bumi ini untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya (Efesus 2 : 10).

Oleh sebab itu saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita selalu bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan injil, yang telah kita dengar dan yang telah dikabarkan kepada kita (Kolose 1 : 23), Amin.

Hidup dalam penyertaan Tuhan

Hidup dalam penyertaan Tuhan
2 Samuel 3 : 1   Peperangan antara keluarga Saul dan keluarga Daud berlarut-larut; Daud kian lama kian kuat, sedang keluarga Saul kian lama kian lemah.
Di dalam pembacaan ayat di atas dikatakan bahwa peperangan antara keluarga Saul dan keluarga Daud berlarut-larut, tetapi keluarga Daud kian lama kian kuat, sedangkan keluarga Saul kian lama kian lemah, apakah rahasianya kalau Daud kian lama kian kuat?  Di dalam kitab 1 Samuel 18 : 14 dikatakan Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab Tuhan menyertai dia.  Ya sekarang kita tahu mengapa Daud selalu berhasil di segala perjalanannya, karena Daud selalu disertai Tuhan ! itulah kunci dari segala keberhasilan Daud !,  lalu sebaliknya kenapa keluarga Saul kian lama kian lemah? penyebabnya adalah karena Roh Tuhan telah undur daripada saul (1 Samuel 16 : 14).
Saudara dan saudari yang terkasih, ayat-ayat diatas masih berlaku juga untuk kita sampai saat ini, terkadang ada banyak masalah atau persoalan di dalam kehidupan ini yang rasanya tak kunjung selesai / berlarut-larut, bagaikan peperangan yang tiada henti-hentinya, seperti peperangan antara keluarga Saul dengan keluarga Daud. Tetapi ayat di atas mengatakan bahwa Daud kian lama kian kuat, didalam peperangan yang berlarut-larut itu, ada dua sikap ketika kita menghadapi peperangan (masalah) di dalam kehidupan ini :
A.Menjadi  semakin kuat dalam menghadapi masalah hidup.
B.Menjadi semakin lemah dalam menghadapi masalah hidup.
Untuk menjadi kuat dalam menghadapi masalah kehidupan di dunia ini, kita dapat belajar dari kehidupan Daud, kita dapat melihatnya dari kitab 1 Samuel 30 : 6,  Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan  perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, Allahnya.   Di dalam keadaan yang sangat terjepit Daud tidakmenjadi lemah, tetapi Daud semakin menguatkan kepercayaanya kepada Tuhan, Allahnya! Itulah sebabnya mengapa Daud selalu berhasil dalam setiap perjalanannya, karena Daud selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap pergumulan hidupnya.
Kita perlu berkomunikasi dan menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan setiap saat,seperti yang dilakukan Daud, ketika masalah datang, Daud selalu bertanya kepada Tuhan, tentang apa yang harus dilakukannya untuk menghadapi masalah tersebut (1 Samuel 30 : 8), dan Tuhan selalu memberikan jawaban yang tepat dan tidak pernah terlambat! Puji Tuhan!.  Daud selalu menguatkan hatinya kepada Tuhan, karena Daud selalu merenungkan Firman Tuhan (Mazmur 1 : 2), ketika Firman Tuhan ada di dalam hati kita, dan kita memperkatakan Firman Tuhan tersebut, maka kita akan memperoleh jalan keluar dan menjadi pemenang dalam menghadapi masalah kehidupan ini.

Firman Tuhan harus selalu ada di dalam hati kita setiap saat, agar pada saat pergumulan / masalah itu datang, kita akan menjadi semakin kuat dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya.  Oleh sebab itu saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita semakin giat untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan siang dan malam dan bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, agar perjalanan kita akan berhasil dan akan beruntung (Yosua 1 : 8),  Amin.

Melakukan segala pekerjaan dengan kasih

Melakukan segala pekerjaan dengan kasih
1 Korintus 16 : 14, Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!
Apapun pekerjaan yang kita lakukan di dunia ini, harus dilakukan dengan berdasarkan kasih, baik itu pekerjaan yang merupakan tugas rutinitas sehari-hari kita, seperti mengurus rumah, memasak, mengurus anak-anak, maupun pekerjaan yang kita lakukan secara professional di kantor dimana kita di tempatkan, karena suratan 1 Korintus 16 : 14 telah mengingatkan bahwa kita harus melakukan pekerjaan dengan kasih.  Di akhir jaman ini kita melihat bahwa kasih kebanyakan orang telah menjadi dingin, sebagai terang Kristus di dunia ini kita harus memberikan teladan kepada orang-orang yang hidup di lingkungan sekitar kita, agar kasih Kristus terpancar lewat kehidupan kita sehari-hari, dan Tuhan dipermuliakan lewat kesaksian hidup kita tersebut. 
Di dalam kitab Wahyu 2 : 4, Tuhan memperingatkan kepada jemaat di Efesus karena telah meninggalkan kasih yang semula, Tuhan ingin agar kasih kita kepada Tuhan dan sesama terus konsisten bahkan kian lama kian besar, sehingga hidup kita bisa menjadi berkat bagi sesama. Di dalam Injil Yohanes 3 : 16, Tuhan mengerjakan kasih yang sempurna kepada manusia, dengan jalan turun ke dunia ini lalu mengorbankan diri-Nya di kayu salib, agar setiap manusia bisa memperoleh kehidupan yang kekal bersama Tuhan di dalam Kerajaan Sorga, luar biasa bukan !!  kasih yang diberikan Tuhan kepada kita lewat pengorbanan-Nya di kayu salib adalah kasih Agape, yaitu kasih yang tidak bersyarat / kasih yang tidak menuntut balasan.
Di bawah ini kita akan melihat, kasih yang seperti apakah,  yang Tuhan kehendaki di dalam kehidupan kita ini :
1.Kasih yang rela berkorban (berkorban untuk kemuliaan Tuhan, tanpa imbalan).
2.Kasih untuk memberikan yang terbaik (memberikan korban yang terbaik untuk Tuhan, seperti
    persembahan seorang janda miskin di dalam Injil Markus 12 : 41 – 44).
3.Kasih untuk memberikan dengan tulus tanpa mencari keuntungan pribadi (memberi  dengan tanpa
    memikirkan apakah ada manfaat yang akan kita peroleh dengan pemberian tersebut).

Saudara dan saudari yang terkasih, apakah kita selama ini telah rela berkorban? apakah kita telah  memberikan yang terbaik untuk Tuhan?  dan apakah kita telah memberikan dengan tulus tanpa adanya unsur pribadi yang dapat menguntungkan kita? 
Untuk dapat melakukan segala sesuatunya dengan kasih yang tulus, kita harus senantiasa berjaga-jaga, dengan melakukan :
1.Berdiri teguh dalam iman.
2.Bersikaplah sebagai laki-laki (Integritas dan memegang teguh komitmen, tidak terombang-ambing)
3.Tetap kuat dalam segala keadaan
4.Lakukanlah segala pekerjaan dengan kasih (lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan, Kolose 3 : 23)
5.Taat terhadap Firman Tuhan.


Saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita senantiasa meminta pimpinan dari Roh Kudus untuk dapat selalu mengasihi Tuhan dan sesama kita secara maksimal, selama kita masih diberi kesempatan di dalam kehidupan ini (Markus 12 : 29 -31), Amin.

Mengucap syukur selalu

Mengucap syukur selalu
2 korintus 12 : 7 -10
2 Korintus 12 : 9,  Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Situasi dan gejolak jaman saat ini mudah mempengaruhi orang untuk menjauhi tujuan hidupnya. Berkat dan kelebihan lahiriah bukanlah suatu hal yang harus dibanggakan sebagai suatu kesombongan, tetapi sebaliknya kita harus senantiasa mengucap syukur atas segala hal yang telah diberikan Tuhan kepada kita, seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 12 : 9, sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus  turun menaungi aku.
Kemuliaan Kristus juga dinyatakan di dalam kehidupan berumah tangga, di dalam injil Markus 3 : 25, di katakan : dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.  Di dalam alam roh, keluarga yang terpecah, meskipun mereka masih tinggal satu atap, tetapi kalau roh mereka tidak “nyambung”, maka kesatuan keluarga itu akan terpecah.  Seorang pria yang takut akan Tuhan (Mazmur  128 : 1) akan membawa dampak yang besar sekali bagi kesejahteraan istri dan anak-anaknya, seperti yang tertulis dalam kitab Mazmur 128 : 3Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!  Amin ! luar biasa bukan !   Terkadang manusia suka membandingkan antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lainnya, seperti kata pepatah: “rumput di rumah tetangga kelihatan lebih hijau”, tetapi itu adalah sebuah pepatah yang keliru, namun sebaliknya kita hanya harus  berfokus kepada takut akan Tuhan senantiasa, agar keluarga kita tetap mengandalkan Tuhan, sehingga Tuhan akan memberkati keluarga kita. Ketegasan seorang kepala keluarga yang berfungsi sebagai pemimpin dalam rumah tangga, dapat kita lihat di dalam Alkitab, yang ditunjukkan oleh Yosua, ketika Yosua menantang bangsa Israel, apakah bangsa Israel mau memilih untuk tetap setia kepada Tuhan atau tidak! Dan Yosua menunjukkan kepada bangsa Israel  bahwa Yosua dan seluruh keluarganya akan tetap setia dan beribadah hanya kepada Tuhan saja!
Saudara dan saudari yang terkasih, kita harus senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan, ketika Tuhan mengijinkan ujian-ujian yang terjadi di dalam kehidupan kita, karena ujian tersebut akan memurnikan iman kita, sehingga kita dapat bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, dan ujian tersebut akan membangun manusia roh kita, karena meskipun manusia lahiriah merosot, namun manusia batiniah akan dibaharui dari sehari ke sehari (2 Korintus 4 : 16).

Oleh sebab itu saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita mengucap syukur senantiasa atas penyertaan Tuhan di dalam kehidupan  ini , karena tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 8 : 39).  Amin.  

Dipenuhi dengan Roh Kudus

Dipenuhi dengan Roh Kudus
Kisah Para Rasul 2 : 1 -4, Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Setelah Yesus naik ke Surga, Yesus berkata jangan tinggalkan Yerusalem, karena di Yerusalem adalah Bait Suci-Nya Tuhan, untuk menunggu dicurahkannya Roh Kudus disana, dan dari 500 orang yang menunggu datangnya Roh Kudus, sampai pada akhirnya hanya tinggal tersisa 120 orang saja yang masih menunggu di Yerusalem untuk menunggu datangnya Roh Kudus.  Hanya orang-orang yang setia kepada Tuhan saja, yang akan dilawat oleh Tuhan, mereka dengantekun dan sehati berdoa untuk menunggu hingga dipenuhi dengan Roh Kudus.
Dari jaman kisah para rasul sampai dengan jaman modern saat ini, Roh Kudus masih tetap dicurahkan bagi orang-orang percaya yang haus untuk dipenuhkan dengan Roh Kudus, kita perlu dipenuhkan dengan Roh Kudus karena Roh Kuduslah yang akan memimpin hidup kita kepada seluruh kebenaran!  Ketika kita sudah dipenuhkan dengan Roh Kudus, maka pelayanan kita akan dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus, sehingga pelayanan tersebut dapat lebih maksimal (contoh dalam Alkitab: Apolos), ketika persekutuan dengan Roh Kudus terjadi dalam diri kita, maka kita akan memperoleh karunia-karunia dari Roh Kudus yang  sangat berguna sekali dalam pelayanan.
Roh Kudus akan berhenti berkarya dalam diri kita, apabila ada dosa-dosa dalam diri kita yang belum dibereskan, ketika kita meminta pengampunan atas dosa-dosa kita dengan tulus dan dengan penyesalan yang sungguh-sungguh, maka Tuhan akan memberikan pengampunan atas dosa-dosa kita. Saudara dan saudari yang terkasih, kita terkadang suka bertanya dalam diri kita, kenapa permohonan doa kita belum dikabulkan oleh Tuhan? karena permohonan doa yang kita naikkan kepada Tuhan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, karena itu berdoalah dalam bahasa roh dengan pimpinan Roh Kudus, maka kita akan berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan, karena Roh Kudus akan membantu kita berdoa sesuai dengan kehendak-Nya, terhadap apa yang terbaik bagi hidup kita, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang Maha tahu (Roma 8 : 27).
Ada beberapa hal yang akan kita peroleh, apabila kita berdoa dalam bahasa Roh Kudus :
1.Membantu kita untuk berdoa sesuai dengan kehendak Allah (Roma 8 : 27).
2.Dengan berdoa menggunakan bahasa Roh Kudus kita sudah menjalankan pelayanan doa syafaat.
3.Memberikan ucapan syukur yang baik (1 Korintus 14 : 17).
4.Menyucikan lidah kita.
5.Membuat / mengisi tenaga baru dalam tubuh kita.
“Jika anda lahir dalam kuasa, maka anda mati bukan dalam kelemahan”

Saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita senantiasa meminta kepada Tuhan untuk selalu dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus, agar pelayanan kita selama masih di bumi ini akan lebih maksimal lagi, Amin.

Tujuan hidup

Tujuan hidup
Mazmur 37 : 37,  Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan;
Masa depan yang sukses serta kebahagiaan bukan ditentukan oleh kekayaan materi, jabatan, atau pengetahuan yang hebat, tetapi pada kitab Mazmur 37 : 37 mengatakan, bahwa masa depan ada pada orang yang tulus, jujur, serta orang yang suka damai, Halleluyah !. Pada waktu Tuhan menciptakan kita di dunia ini, Dia telah memperlengkapi kita dengan kesehatan, berkat, dan lain-lain, sebagai bekal dalam kehidupan kita, tetapi di dalam sekolah kehidupan ini, Tuhan menginginkan agar kita menjadi orang tulus, jujur, dan suka damai. Untuk mempunyai karakter yang tulus, jujur, dan suka damai, kita harus belajar dari Guru Agung kita yaitu Yesus Kristus, seperti yang tertulis di dalam Injil Matius 11 : 28-29, Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”  Tidak ada yang lebih indah di dalam kehidupan ini, selain mengijinkan Tuhan untuk mengintervensi seluruh kehidupan kita, Halleluyah!. Kalau kita menghormati Tuhan sebagai penguasa tunggal di dalam kehidupan kita, maka hidup kita harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, karena baik hidup maupun mati kita adalah milik kepunyaan dari Yesus Kristus Allah yang kekal ! Lewat pengorbanan-Nya di kayu salib yang membuktikan begitu besar cinta-Nya kepada kita, maka kita tidak perlu meragukan lagi begitu besar kasih-Nya kepada kita !
Allah memberikan kepada kita kehendak bebas dalam menjalani kehidupan di bumi ini, tetapi setiap apa yang kita lakukan di dunia ini suatu saat kelak harus dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan. Allah selalu memperhatikan setiap respon kita dalam menjalani hidup ini, apakah hidup yang telah diberikan-Nya kepada kita telah dipakai untuk kemuliaan Tuhan atau sebaliknya. Firman Tuhan di dalam Injil Matius 25 : 21 (perumpamaan tentang talenta), mengatakan bahwa ketika kita setia dalam perkara kecil, maka Tuhan akan memberikan kepada kita tanggung jawab dalam perkara yang besar, dan ketika kita dapat menjalaninya sesuai dengan kehendak-Nya, maka Tuhan akan berkata: masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu, Halleluyah!!

Di dalam injil Lukas 10 : 38-42, disana diceritakan mengenai Tuhan Yesus yang sedang bermain ke rumah Marta dan Maria, Maria duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedangkan Marta sangat sibuk untuk melayani, lalu Marta mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya, agar Maria membantunya karena Marta sibuk sekali dengan pekerjaannya, tetapi apakah yang dijawab Yesus? Lukas 10 ayat ke 41-42, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Di ayat tersebut dengan jelas bahwa Yesus menginginkan agar setiap orang mempunyai hubungan yang intim dengan-Nya, Yesus ingin agar kita dapat mendengar Firman-Nya setiap saat dalam hidup kita, serta bergaul intim dengan-Nya setiap waktu, itulah kerinduan Tuhan yang terdalam, agar kita selalu bergaul erat dengan-Nya, Amin.