Rabu, 27 Agustus 2014

Bertumbuh ke arah Kristus

Bertumbuh ke arah Kristus
Kolose 2 : 6 – 7,  Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Firman Tuhan di atas mengatakan,  ketika kita telah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, Tuhan mau agar hidup kita tetap di dalam Dia, dan berakar di dalam Dia, serta di bangun di atas Dia, dan agar kita semakin teguh di dalam iman yang telah diajarkan kepada kita, dan Tuhan mau agar hati kita senantiasa dipenuhi oleh ucapan syukur. Kalau kita ingin bertumbuh ke arah Kristus, kita harus selalu tetap tinggal di dalam Dia, agar kita bisa menerima janji-janji Allah yang telah disediakan bagi kita.
Injil Yohanes 15 : 6 -7, Firman Tuhan mengatakan kalau seseorang tidak tinggal di dalam Dia (Yesus), maka ia akan dibuang keluar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan di campakkan ke dalam api lalu di bakar, sebaliknya kalau kita tinggal di dalam Tuhan dan Firman Tuhan tinggal di dalam kita, maka Tuhan akan memberikan kepada kita apa yang kita minta kepada-Nya, sesuai dengan kehendak-Nya.
Jadikan hati ini tempat untuk menyimpan Firman Allah, karena pada saat kita menghadapi pergumulan hidup, maka kita akan kuat menghadapinya, dan sebaliknya kalau kita tidak tinggal tetap di dalam Dia (Yesus), maka kita tidak akan berakar di dalam Tuhan, dan kalau seseorang tidak berakar di dalam Tuhan, maka iblis akan mengambil Firman tersebut, dan orang itu tidak akan menerima janji-janji Allah, sehingga orang itu tidak akan diselamatkan (seperti perumpamaan dalam kisah seorang penabur di dalam Injil Lukas 8 : 11-12). Ketika kehidupan keKristenan sudah berakar, dan akar tersebut sudah merambat ke batang air (Firman Allah) maka kita akan bertumbuh dengan baik, dan kalau kita sudah bertumbuh dengan baik maka kita akan menghasilkan buahnya. 
Kita harus memberikan hidup kita untuk di bangun, sehingga menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh (Efesus 2 : 20 – 22), dan saat kita mendengarkan Firman Allah serta melakukan Firman Allah tersebut, maka iman kita akan bertumbuh.

Saudara dan saudari yang terkasih marilah kita saling bergandeng tangan untuk semakin bertumbuh ke arah Kristus, Amin.

Berlari kepada suatu tujuan

Berlari kepada suatu tujuan
Ibrani 12 : 1,  Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Keberadaan kita di dunia ini disaksikan oleh Surga, neraka, dan bumi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, kita ada di arena untuk berlomba, seperti contohnya pada waktu pertandingan lari estafet, untuk mengikuti lomba lari kita harus rela melepaskan semua atribut yang dapat menghalangi kita untuk lari secara maksimal, misalnya: seseorang yang berlari estafet tidak mungkin mengenakan pakaian formal seperti jas, kemeja, dasi, dan sepatu pantofel, tetapi sebaliknya kita mengenakan kaus dan celana pendek serta sepatu sport yang ringan, agar kita dapat berlari secara maksimal.  Demikian pula ketika kita berlomba di dalam kehidupan di dunia ini, kita harus rela melepaskan semua “atribut” yang dapat menghalangi kita untuk menang dalam pertandingan hidup ini (misalnya: kehormatan, kemuliaan, dll).
Suratan Ibrani 12 : 2, mengatakan bahwa dalam menjalani hidup ini, kita harus berfokus hanya kepada Kristus saja, dan bukan berfokus kepada manusia, dan marilah kita bertanding atau berlomba dengan mata yang tertuju kepada Kristus, karena ketika mata kita memandang kepada “dunia” maka kita akan kecewa dan mudah terjatuh, dan jikalau kita merespon hal-hal negatif dalam hidup ini, maka kita telah melakukan sesuatu yang sia-sia. Dan jika kita berada di dalam pencobaan dan tekanan hidup ini, kita harus selalu ingat akan Yesus , karena ketika “badai” kehidupan datang, kita mempunyai Tuhan Yesus yang akan selalu menopang kita, maka kita tidak akan menjadi lemah dan putus asa, seperti di dalam suratan Ibrani 12 : 3, Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang  sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya kamu jangan menjadi lemah  dan putus asa.
Ada beberapa poin-poin yang perlu diperhatikan, mengenai tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia ini :
* Lukas 19 : 10 (mencari dan menyelamatkan yang hilang)
* Matius 20 : 28 (memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang)
* 2 Petrus 3 : 9 (Ia sabar supaya jangan ada yang binasa)
Tekad Yesus datang ke dunia ini untuk mempermuliakan Bapa di bumi ini (Yohanes 17 : 4), sedangkan tujuan Tuhan menciptakan kita di bumi ini untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya (Efesus 2 : 10).

Oleh sebab itu saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita selalu bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan injil, yang telah kita dengar dan yang telah dikabarkan kepada kita (Kolose 1 : 23), Amin.

Hidup dalam penyertaan Tuhan

Hidup dalam penyertaan Tuhan
2 Samuel 3 : 1   Peperangan antara keluarga Saul dan keluarga Daud berlarut-larut; Daud kian lama kian kuat, sedang keluarga Saul kian lama kian lemah.
Di dalam pembacaan ayat di atas dikatakan bahwa peperangan antara keluarga Saul dan keluarga Daud berlarut-larut, tetapi keluarga Daud kian lama kian kuat, sedangkan keluarga Saul kian lama kian lemah, apakah rahasianya kalau Daud kian lama kian kuat?  Di dalam kitab 1 Samuel 18 : 14 dikatakan Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab Tuhan menyertai dia.  Ya sekarang kita tahu mengapa Daud selalu berhasil di segala perjalanannya, karena Daud selalu disertai Tuhan ! itulah kunci dari segala keberhasilan Daud !,  lalu sebaliknya kenapa keluarga Saul kian lama kian lemah? penyebabnya adalah karena Roh Tuhan telah undur daripada saul (1 Samuel 16 : 14).
Saudara dan saudari yang terkasih, ayat-ayat diatas masih berlaku juga untuk kita sampai saat ini, terkadang ada banyak masalah atau persoalan di dalam kehidupan ini yang rasanya tak kunjung selesai / berlarut-larut, bagaikan peperangan yang tiada henti-hentinya, seperti peperangan antara keluarga Saul dengan keluarga Daud. Tetapi ayat di atas mengatakan bahwa Daud kian lama kian kuat, didalam peperangan yang berlarut-larut itu, ada dua sikap ketika kita menghadapi peperangan (masalah) di dalam kehidupan ini :
A.Menjadi  semakin kuat dalam menghadapi masalah hidup.
B.Menjadi semakin lemah dalam menghadapi masalah hidup.
Untuk menjadi kuat dalam menghadapi masalah kehidupan di dunia ini, kita dapat belajar dari kehidupan Daud, kita dapat melihatnya dari kitab 1 Samuel 30 : 6,  Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan  perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, Allahnya.   Di dalam keadaan yang sangat terjepit Daud tidakmenjadi lemah, tetapi Daud semakin menguatkan kepercayaanya kepada Tuhan, Allahnya! Itulah sebabnya mengapa Daud selalu berhasil dalam setiap perjalanannya, karena Daud selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap pergumulan hidupnya.
Kita perlu berkomunikasi dan menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan setiap saat,seperti yang dilakukan Daud, ketika masalah datang, Daud selalu bertanya kepada Tuhan, tentang apa yang harus dilakukannya untuk menghadapi masalah tersebut (1 Samuel 30 : 8), dan Tuhan selalu memberikan jawaban yang tepat dan tidak pernah terlambat! Puji Tuhan!.  Daud selalu menguatkan hatinya kepada Tuhan, karena Daud selalu merenungkan Firman Tuhan (Mazmur 1 : 2), ketika Firman Tuhan ada di dalam hati kita, dan kita memperkatakan Firman Tuhan tersebut, maka kita akan memperoleh jalan keluar dan menjadi pemenang dalam menghadapi masalah kehidupan ini.

Firman Tuhan harus selalu ada di dalam hati kita setiap saat, agar pada saat pergumulan / masalah itu datang, kita akan menjadi semakin kuat dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya.  Oleh sebab itu saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita semakin giat untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan siang dan malam dan bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, agar perjalanan kita akan berhasil dan akan beruntung (Yosua 1 : 8),  Amin.

Melakukan segala pekerjaan dengan kasih

Melakukan segala pekerjaan dengan kasih
1 Korintus 16 : 14, Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!
Apapun pekerjaan yang kita lakukan di dunia ini, harus dilakukan dengan berdasarkan kasih, baik itu pekerjaan yang merupakan tugas rutinitas sehari-hari kita, seperti mengurus rumah, memasak, mengurus anak-anak, maupun pekerjaan yang kita lakukan secara professional di kantor dimana kita di tempatkan, karena suratan 1 Korintus 16 : 14 telah mengingatkan bahwa kita harus melakukan pekerjaan dengan kasih.  Di akhir jaman ini kita melihat bahwa kasih kebanyakan orang telah menjadi dingin, sebagai terang Kristus di dunia ini kita harus memberikan teladan kepada orang-orang yang hidup di lingkungan sekitar kita, agar kasih Kristus terpancar lewat kehidupan kita sehari-hari, dan Tuhan dipermuliakan lewat kesaksian hidup kita tersebut. 
Di dalam kitab Wahyu 2 : 4, Tuhan memperingatkan kepada jemaat di Efesus karena telah meninggalkan kasih yang semula, Tuhan ingin agar kasih kita kepada Tuhan dan sesama terus konsisten bahkan kian lama kian besar, sehingga hidup kita bisa menjadi berkat bagi sesama. Di dalam Injil Yohanes 3 : 16, Tuhan mengerjakan kasih yang sempurna kepada manusia, dengan jalan turun ke dunia ini lalu mengorbankan diri-Nya di kayu salib, agar setiap manusia bisa memperoleh kehidupan yang kekal bersama Tuhan di dalam Kerajaan Sorga, luar biasa bukan !!  kasih yang diberikan Tuhan kepada kita lewat pengorbanan-Nya di kayu salib adalah kasih Agape, yaitu kasih yang tidak bersyarat / kasih yang tidak menuntut balasan.
Di bawah ini kita akan melihat, kasih yang seperti apakah,  yang Tuhan kehendaki di dalam kehidupan kita ini :
1.Kasih yang rela berkorban (berkorban untuk kemuliaan Tuhan, tanpa imbalan).
2.Kasih untuk memberikan yang terbaik (memberikan korban yang terbaik untuk Tuhan, seperti
    persembahan seorang janda miskin di dalam Injil Markus 12 : 41 – 44).
3.Kasih untuk memberikan dengan tulus tanpa mencari keuntungan pribadi (memberi  dengan tanpa
    memikirkan apakah ada manfaat yang akan kita peroleh dengan pemberian tersebut).

Saudara dan saudari yang terkasih, apakah kita selama ini telah rela berkorban? apakah kita telah  memberikan yang terbaik untuk Tuhan?  dan apakah kita telah memberikan dengan tulus tanpa adanya unsur pribadi yang dapat menguntungkan kita? 
Untuk dapat melakukan segala sesuatunya dengan kasih yang tulus, kita harus senantiasa berjaga-jaga, dengan melakukan :
1.Berdiri teguh dalam iman.
2.Bersikaplah sebagai laki-laki (Integritas dan memegang teguh komitmen, tidak terombang-ambing)
3.Tetap kuat dalam segala keadaan
4.Lakukanlah segala pekerjaan dengan kasih (lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan, Kolose 3 : 23)
5.Taat terhadap Firman Tuhan.


Saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita senantiasa meminta pimpinan dari Roh Kudus untuk dapat selalu mengasihi Tuhan dan sesama kita secara maksimal, selama kita masih diberi kesempatan di dalam kehidupan ini (Markus 12 : 29 -31), Amin.

Mengucap syukur selalu

Mengucap syukur selalu
2 korintus 12 : 7 -10
2 Korintus 12 : 9,  Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Situasi dan gejolak jaman saat ini mudah mempengaruhi orang untuk menjauhi tujuan hidupnya. Berkat dan kelebihan lahiriah bukanlah suatu hal yang harus dibanggakan sebagai suatu kesombongan, tetapi sebaliknya kita harus senantiasa mengucap syukur atas segala hal yang telah diberikan Tuhan kepada kita, seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 12 : 9, sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus  turun menaungi aku.
Kemuliaan Kristus juga dinyatakan di dalam kehidupan berumah tangga, di dalam injil Markus 3 : 25, di katakan : dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.  Di dalam alam roh, keluarga yang terpecah, meskipun mereka masih tinggal satu atap, tetapi kalau roh mereka tidak “nyambung”, maka kesatuan keluarga itu akan terpecah.  Seorang pria yang takut akan Tuhan (Mazmur  128 : 1) akan membawa dampak yang besar sekali bagi kesejahteraan istri dan anak-anaknya, seperti yang tertulis dalam kitab Mazmur 128 : 3Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!  Amin ! luar biasa bukan !   Terkadang manusia suka membandingkan antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lainnya, seperti kata pepatah: “rumput di rumah tetangga kelihatan lebih hijau”, tetapi itu adalah sebuah pepatah yang keliru, namun sebaliknya kita hanya harus  berfokus kepada takut akan Tuhan senantiasa, agar keluarga kita tetap mengandalkan Tuhan, sehingga Tuhan akan memberkati keluarga kita. Ketegasan seorang kepala keluarga yang berfungsi sebagai pemimpin dalam rumah tangga, dapat kita lihat di dalam Alkitab, yang ditunjukkan oleh Yosua, ketika Yosua menantang bangsa Israel, apakah bangsa Israel mau memilih untuk tetap setia kepada Tuhan atau tidak! Dan Yosua menunjukkan kepada bangsa Israel  bahwa Yosua dan seluruh keluarganya akan tetap setia dan beribadah hanya kepada Tuhan saja!
Saudara dan saudari yang terkasih, kita harus senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan, ketika Tuhan mengijinkan ujian-ujian yang terjadi di dalam kehidupan kita, karena ujian tersebut akan memurnikan iman kita, sehingga kita dapat bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, dan ujian tersebut akan membangun manusia roh kita, karena meskipun manusia lahiriah merosot, namun manusia batiniah akan dibaharui dari sehari ke sehari (2 Korintus 4 : 16).

Oleh sebab itu saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita mengucap syukur senantiasa atas penyertaan Tuhan di dalam kehidupan  ini , karena tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 8 : 39).  Amin.  

Dipenuhi dengan Roh Kudus

Dipenuhi dengan Roh Kudus
Kisah Para Rasul 2 : 1 -4, Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Setelah Yesus naik ke Surga, Yesus berkata jangan tinggalkan Yerusalem, karena di Yerusalem adalah Bait Suci-Nya Tuhan, untuk menunggu dicurahkannya Roh Kudus disana, dan dari 500 orang yang menunggu datangnya Roh Kudus, sampai pada akhirnya hanya tinggal tersisa 120 orang saja yang masih menunggu di Yerusalem untuk menunggu datangnya Roh Kudus.  Hanya orang-orang yang setia kepada Tuhan saja, yang akan dilawat oleh Tuhan, mereka dengantekun dan sehati berdoa untuk menunggu hingga dipenuhi dengan Roh Kudus.
Dari jaman kisah para rasul sampai dengan jaman modern saat ini, Roh Kudus masih tetap dicurahkan bagi orang-orang percaya yang haus untuk dipenuhkan dengan Roh Kudus, kita perlu dipenuhkan dengan Roh Kudus karena Roh Kuduslah yang akan memimpin hidup kita kepada seluruh kebenaran!  Ketika kita sudah dipenuhkan dengan Roh Kudus, maka pelayanan kita akan dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus, sehingga pelayanan tersebut dapat lebih maksimal (contoh dalam Alkitab: Apolos), ketika persekutuan dengan Roh Kudus terjadi dalam diri kita, maka kita akan memperoleh karunia-karunia dari Roh Kudus yang  sangat berguna sekali dalam pelayanan.
Roh Kudus akan berhenti berkarya dalam diri kita, apabila ada dosa-dosa dalam diri kita yang belum dibereskan, ketika kita meminta pengampunan atas dosa-dosa kita dengan tulus dan dengan penyesalan yang sungguh-sungguh, maka Tuhan akan memberikan pengampunan atas dosa-dosa kita. Saudara dan saudari yang terkasih, kita terkadang suka bertanya dalam diri kita, kenapa permohonan doa kita belum dikabulkan oleh Tuhan? karena permohonan doa yang kita naikkan kepada Tuhan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, karena itu berdoalah dalam bahasa roh dengan pimpinan Roh Kudus, maka kita akan berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan, karena Roh Kudus akan membantu kita berdoa sesuai dengan kehendak-Nya, terhadap apa yang terbaik bagi hidup kita, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang Maha tahu (Roma 8 : 27).
Ada beberapa hal yang akan kita peroleh, apabila kita berdoa dalam bahasa Roh Kudus :
1.Membantu kita untuk berdoa sesuai dengan kehendak Allah (Roma 8 : 27).
2.Dengan berdoa menggunakan bahasa Roh Kudus kita sudah menjalankan pelayanan doa syafaat.
3.Memberikan ucapan syukur yang baik (1 Korintus 14 : 17).
4.Menyucikan lidah kita.
5.Membuat / mengisi tenaga baru dalam tubuh kita.
“Jika anda lahir dalam kuasa, maka anda mati bukan dalam kelemahan”

Saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita senantiasa meminta kepada Tuhan untuk selalu dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus, agar pelayanan kita selama masih di bumi ini akan lebih maksimal lagi, Amin.

Tujuan hidup

Tujuan hidup
Mazmur 37 : 37,  Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan;
Masa depan yang sukses serta kebahagiaan bukan ditentukan oleh kekayaan materi, jabatan, atau pengetahuan yang hebat, tetapi pada kitab Mazmur 37 : 37 mengatakan, bahwa masa depan ada pada orang yang tulus, jujur, serta orang yang suka damai, Halleluyah !. Pada waktu Tuhan menciptakan kita di dunia ini, Dia telah memperlengkapi kita dengan kesehatan, berkat, dan lain-lain, sebagai bekal dalam kehidupan kita, tetapi di dalam sekolah kehidupan ini, Tuhan menginginkan agar kita menjadi orang tulus, jujur, dan suka damai. Untuk mempunyai karakter yang tulus, jujur, dan suka damai, kita harus belajar dari Guru Agung kita yaitu Yesus Kristus, seperti yang tertulis di dalam Injil Matius 11 : 28-29, Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”  Tidak ada yang lebih indah di dalam kehidupan ini, selain mengijinkan Tuhan untuk mengintervensi seluruh kehidupan kita, Halleluyah!. Kalau kita menghormati Tuhan sebagai penguasa tunggal di dalam kehidupan kita, maka hidup kita harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, karena baik hidup maupun mati kita adalah milik kepunyaan dari Yesus Kristus Allah yang kekal ! Lewat pengorbanan-Nya di kayu salib yang membuktikan begitu besar cinta-Nya kepada kita, maka kita tidak perlu meragukan lagi begitu besar kasih-Nya kepada kita !
Allah memberikan kepada kita kehendak bebas dalam menjalani kehidupan di bumi ini, tetapi setiap apa yang kita lakukan di dunia ini suatu saat kelak harus dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan. Allah selalu memperhatikan setiap respon kita dalam menjalani hidup ini, apakah hidup yang telah diberikan-Nya kepada kita telah dipakai untuk kemuliaan Tuhan atau sebaliknya. Firman Tuhan di dalam Injil Matius 25 : 21 (perumpamaan tentang talenta), mengatakan bahwa ketika kita setia dalam perkara kecil, maka Tuhan akan memberikan kepada kita tanggung jawab dalam perkara yang besar, dan ketika kita dapat menjalaninya sesuai dengan kehendak-Nya, maka Tuhan akan berkata: masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu, Halleluyah!!

Di dalam injil Lukas 10 : 38-42, disana diceritakan mengenai Tuhan Yesus yang sedang bermain ke rumah Marta dan Maria, Maria duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedangkan Marta sangat sibuk untuk melayani, lalu Marta mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya, agar Maria membantunya karena Marta sibuk sekali dengan pekerjaannya, tetapi apakah yang dijawab Yesus? Lukas 10 ayat ke 41-42, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Di ayat tersebut dengan jelas bahwa Yesus menginginkan agar setiap orang mempunyai hubungan yang intim dengan-Nya, Yesus ingin agar kita dapat mendengar Firman-Nya setiap saat dalam hidup kita, serta bergaul intim dengan-Nya setiap waktu, itulah kerinduan Tuhan yang terdalam, agar kita selalu bergaul erat dengan-Nya, Amin.

Memuji Tuhan dengan segenap hati

Memuji Tuhan dengan segenap hati
Mazmur 108 : 1-2,  Hatiku siap, ya Allah, aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar.
Kita mengenal puji-pujian secara vertikal, karena puji-pujian kepada Tuhan dimulai dari surga, segala pujian yang kita naikkan harus berfokus hanya kepada Tuhan saja, karena puji-pujian yang kita naikkan kepada Tuhan dengan hati yang tulus dan penuh dengan ucapan syukur sangat besar kuasanya! 
Ketika kita senang dipuji, maka kita harus berhati-hati, karena hal tersebut sama dengan  merampas pujian dari Tuhan, karena hanya Tuhan yang layak kita puji dan sembah sampai selama-lamanya, saat kita menerima pujian dari manusia, maka kita harus mengembalikan pujian tersebut hanya kepada Tuhan saja.  Kebanyakan dari manusia melihat atau memandang seseorang dari tubuh jasmani saja, akan tetapi Tuhan  melihat dari ketulusan hati kita, dan bukan dari fisik kita (manusia jasmani), hal itu dapat kita lihat dalam kisah di 1 Samuel 16 : 1 – 13, waktu itu Tuhan menyuruh Samuel untuk mengurapi raja Israel yang baru, sebagai pengganti Saul, karena Saul tidak taat kepada perintah Tuhan, saat itu Isai memperlihatkan satu persatu anak-anaknya yang gagah perkasa secara fisik kepada Samuel, tetapi Tuhan bukan melihat manusia secara fisik, tetapi Tuhan melihat hati, 1 Samuel 16 : 7  Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”  Dan di ayat ke 12 dikatakan, Lalu Tuhan berfirman: “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.”  Luar biasa !! Tuhan memilih Daud sebagai raja Israel, karena Tuhan mengetahui ketulusan hati Daud dalam menyembah dan memuji Tuhan, Daud adalah sosok yang bergaul intim dengan Tuhan, walaupun saat itu status Daud hanya penggembala domba biasa saja ! sesuatu yang tidak terpikirkan menurut akal manusia bukan?
Daud adalah seorang sosok yang mengasihi dan memuji Tuhan dengan segenap hatinya, itu bisa kita lihat di dalam kitab2 Samuel 6 : 14 – 23, saat itu Raja Daud membawa tabut Tuhan ke Yerusalem (kota Daud), ayat ke 14 :  Dan Daud menari-nari di hadapan Tuhan dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan.  Daud yang saat itu telah menjadi raja atas Israel tidak segan/malu untuk menari-nari,  karena Daud mau menghormati dan menyambut kedatangan tabut Tuhan ke Yerusalem, bahkan istri Daud yaitu Mikhal memandang rendah Daud dalam hatinya (2 Samuel 6 : 16), bahkan Mikhal menegur Daud karena aksi menarinya itu (2 Samuel 6 : 20), tetapi apa jawab Daud kepada Mikhal istrinya itu? 2 Samuel 6 : 21 -22   Tetapi berkatalah Daud kepada Mikhal: “Di hadapan Tuhan, yang telah memilih aku dengan menyisihkan ayahmu dan segenap keluarganya untuk menunjuk aku menjadi raja atas umat TUHAN, yakni atas Israel,-di hadapan TUHAN aku menari-nari, bahkan aku akan menghinakan diriku lebih dari pada itu; engkau akan memandang aku rendah, tetapi bersama-sama budak-budak perempuan yang kaukatakan itu, bersama-sama merekalah aku mau dihormati.”  Halleluyah ! Luar biasa bukan !
Saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita memuji dan menyembah Tuhan dengan segenap hati yang tulus disertai dengan ucapan syukur setiap saat, karena Tuhan bukan melihat dari tubuh jasmani kita, tetapi Tuhan melihat dari ketulusan hati kita kepada-Nya, Amin.

Hidup adalah sebuah proses

Hidup adalah sebuah proses
Filipi 3 : 1 – 16
Filipi 3 : 7 - 8,  Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Suratan Filipi 3 : 7 – 8, mengingatkan kepada kita agar kita tidak kembali kepada masa lalu kita (masa yang lampau), bahkan apa yang dahulu merupakan keuntungan bagi kita, malahan dianggap rugi karena pengenalan akan Kristus Yesus lebih mulia dari pada semuanya itu, di ayat 3 dikatakan bahwa kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus, yang dimaksudkan bersunat disini ialah orang-orang yang telah “bersunat hatinya”, yaitu orang-orang yang telah dimurnikan/disucikan hatinya, yaitu dengan membuang segala hal-hal yang jahat yang ada di hati kita (iri, dengki, kepahitan, perselisihan, dan lain-lain). Kekristenan adalah merupakan gaya hidup, dan sesuatu yang mutlak dalam kehidupan kita, ketika hidup ini hanya berfokus kepada perkara-perkara lahiriah yang ada di bumi ini, tanpa memikirkan gaya hidup kekristenan yang berfokus kepada Kerajaan Allah, maka kehidupan rohani kita tidak akan pernah maksimal. Pada Filipi 3 : 8, rasul Paulus mengatakan bahwa dia akan melepaskan semuanya itu (dahulu yang merupakan keuntungan baginya),  dan menganggapnya sampah, supaya dia memperoleh Kristus, itu adalah merupakan suatu pernyataan / tekad untuk bersungguh-sungguh dalam melayani Tuhan, kita harus menempatkan Kristus di urutan pertama dari seluruh kehidupan kita di dunia ini. Di ayat ke 8 dikatakan bahwa Paulus ingin mengenal Tuhan dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya,  kerinduan Paulus begitu mendalam untuk hidup intim dan bergaul erat dengan Tuhan, rasul Paulus mengatakan ini bukan berarti ia telah sempurna, tetapi dia ingin mengejarnya (Filipi 3 : 12), rasul Paulus memahami dengan benar tujuan hidupnya, yaitu untuk berlari-lari kepada suatu tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Filipi 3 : 14), proses yang dialami Paulus di dalam hidupnya, membuatnya semakin dewasa dan kuat di dalam melayani Tuhan.
Di dalam Alkitab kita juga dapat melihat beberapa tokoh yang mengalami proses dari Tuhan di dalam hidupnya, untuk dapat dipakai menjadi alat-Nya Tuhan yang luar biasa, misalnya: Musa, Musa melalui proses yang panjang sebelum dipakai Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, Musa menjalani hidupnya di Mesir selama 40 tahun, lalu dia lari kepadang gurun selama 40 tahun, sampai kemudian Tuhan mengutusnya kepada Firaun untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan dan penindasan dari bangsa Mesir, dahsyat bukan?.…… lalu sosok yang lain di dalam Alkitab yang mengalami proses dari Tuhan, sebelum menjadi alat-Nya Tuhan, yaitu Yusuf, Yusuf menjalani proses selama belasan tahun dengan menjadi budak, tetapi apa yang terjadi kemudian setelah Yusuf selesai menjalani proses dari Tuhan dengan menjadi budak selama belasan tahun?...... Tuhan memakai Yusuf untuk memelihara bangsa yang besar dari bahaya kelaparan yang dapat mengakibatkan kepada suatu kematian ! luar biasa bukan proses yang diijinkan Tuhan dalam hidup kita!

Oleh sebab itu saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita senantiasa bersukacita dan mengandalkan pertolongan Tuhan setiap saat, bila kita menjalani “proses” yang diijinkan Tuhan di dalam kehidupan kita, karena Tuhan tidak pernah salah dalam setiap rancangan yang diberikan dalam kehidupan kita, Amin.

Kita lebih dari pemenang

Kita lebih dari pemenang
Ibrani 12 : 1 – 2, Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Di dalam ayat-ayat di atas dikatakan bahwa kita harus berlomba dengan “tekun” dalam perlombaan yang “diwajibkan” bagi kita, karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, karena “saksi” itu dapat menuntut, menilai, memperhatikan, dan mengkritik apa saja yang kita lakukan , oleh sebab itu kita harus berlomba dengan tekun, di dalam menghadapi perlombaan pada kehidupan ini, iblis selalu mendakwa kehidupan manusia, oleh sebab itu perlu adanya pemberesan atas dosa-dosa kita, sehingga Tuhan akan mengampuni dosa-dosa kita, karena Tuhan Yesus telah menebus seluruh dosa-dosa kita di kayu salib (Yohanes 3 : 16), seseorang bisa dikatakan “pemenang” apabila orang tersebut telah menghadapi pertandingan / perlombaan di kehidupan ini dengan baik.  Perlombaan di dunia ini wajib diikuti oleh kita, oleh karena itu untuk dapat berlomba dengan tekun, kita harus menanggalkan semua beban dan dosa kita, jadi syarat untuk menang dalam pertandingan adalah menanggalkan beban dan dosa kita!..... Yang dimaksudkan dengan “beban” salah satu contohya ialah:  “perkara-perkara yang tidak berarti” dan “perkara-perkara biasa” (1 Korintus 6 : 2 – 3), misalnya: sakit hati, mudah tersinggung, kepahitan, amarah, dan hal-hal negatif lainnya.
Ketika kita telah melalui pertandingan dengan tekun dan mencapai garis akhir dengan baik, maka akan ada kemuliaan yang Tuhan sediakan bagi kita yaitu tinggal bersama-sama dengan Tuhan Yesus di dalam Kerajaan Surga, Amin!..... Saat kehidupan seseorang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, maka manusia roh orang tersebut akan “bolong-bolong”, sehingga hal itu dapat memberi celah / kesempatan kepada iblis untuk mengintervensi kehidupan orang tersebut, oleh karena itu kita membutuhkan Firman Tuhan yang harus kita baca dan renungkan serta kita lakukan di dalam hidup ini.
Agar kita dapat menjadi pelaku Firman Tuhan dengan baik, kita harus menyiapkan “tanah” hati yang baik pula, di dalam injil Lukas 8 : 4 – 15 dikisahkan mengenai seorang penabur yang sedang menaburkan benih, pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan benih yang jatuh di “tanah yang baik” tersebut tumbuh dan berbuah seratus kali lipat, di dalam kisah perumpamaan tentang seorang penabur itu “tanah” tersebut berbicara mengenai hati, dan “benih” itu adalah Firman Tuhan yang di taburkan, orang yang mendengar Firman Tuhan, dan menyimpannya dalam hati yang baik akan bertumbuh dan berbuah seratus kali lipat! Halleluyah!!....untuk memperoleh “tanah” hati yang baik kita harus selalu menjaga hati kita agar selalu tulus dan murni di hadapan Tuhan, agar nantinya dapat menghasilkan “buah” yang akan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan sekitar kita, karena buah tersebut adalah merupakan hasil dari ketekunan (ketekunan berbicara mengenai jerih payah dan perjuangan, 1 Timotius 4 : 13 , 16).
Akhirnya umat Tuhan yang terkasih, marilah kita mempunyai “tanah hati” yang baik, agar kita dapat bertumbuh dan berbuah seratus kali lipat, sehingga dapat menjadi berkat bagi orang-orang di sekeliling kita, Amin.

Menjaga hati

Menjaga hati
Kejadian 25 : 21 – 22, Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung. Tetapi anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya dan ia berkata: “Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?” Dan ia pergi meminta petunjuk kepada TUHAN. Firman TUHAN kepadanya: “Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.”
Di dalam ayat bacaan di atas, dikisahkan tentang Ishak yang berdoa untuk istrinya yang mandul, dan Tuhan mengabulkan doa Ishak, lalu mengandunglah Ribka, tetapi anak-anak dalam kandungan Ribka saling bertolak-tolakan, lalu ia berkata: “Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?” , lalu ia pergi meminta petunjuk kepada Tuhan atas segala permasalahan yang dialaminya itu. Setiap manusia pasti pernah mengalami pergumulan dalam hidupnya, ketika anak-anak Tuhan mengalami persoalan hidup, jalan satu-satunya adalah dengan meminta pertolongan dari Tuhan. Tuhan selalu memberikan pilihan bebas / kehendak bebas kepada kita, baik untuk mengikuti jalan-jalan yang telah ditetapkan-Nya bagi kita, atau mau mengikuti kehendak pribadi kita saja, contohnya dapat kita lihat dalam KitabKejadian 3 : 1 – 24, ketika Tuhan melarang Adam dan Hawa untuk memakan buah dari pohon yang ada di tengah-tengah taman, tetapi Adam dan Hawa tidak mematuhi perintah yang diberikan Tuhan kepada mereka, melainkan mengikuti kehendak / keinginan mereka, dan akibatnya sangat fatal !
Untuk dapat hidup berkemenangan atas segala pergumulan di dunia ini, kita harus mempunyai roh yang sehat, lalu bagaimana caranya agar kita mempunyai roh yang sehat ?....... untuk dapat mempunyai roh yang sehat, kita harus hidup dengan tunduk kepada otoritas dan pimpinan dari Roh Kudus setiap saat, ketika Roh Kudus menguasai dan memimpin di dalam hati kita, maka Roh Kudus akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran (Yohanes 16 : 13), sehingga manusia tidak lagi hidup menurut emosi, ego, dan pikirannya semata-mata. Tuhan ingin agar kita mempunyai “hati hamba”,.…lalu apakah maksud dari “hati hamba” itu?...... hati hamba adalah hati yang taat, hati yang tidak suka menuntut, selalu rendah hati, dan tunduk kepada otoritas Tuhan kita Yesus Kristus, selalu mencintai Firman-Nya dan taat kepada Firman-Nya. Tuhan tidak melihat / menilai seseorang dari bentuk fisik jasmaninya, melainkan dari ketulusan hatinya, hal ini dapat kita lihat di dalam kitab 1 Samuel 16 : 7, di sana dikisahkan ketika Samuel diperintahkan Tuhan untuk mengurapi seorang raja Israel yang baru untuk menggantikan Saul, saat itu Samuel diperlihatkan oleh Isai satu-persatu anak-anak lelakinya, semuanya berperawakan bagus dan gagah perkasa, akan tetapi saat itu tidak ada satupun yang dipilih Tuhan, sampai pada akhirnya Tuhan memilih anak Isai yang lain, yang pada waktu itu sedang ada di padang menggembalakan domba, dan orang yang dipilih itu adalah Daud yang pada waktu itu masih sangat belia, lalu mengapa Tuhan memilih Daud?.....karena Tuhan telah melihat ketulusan hati Daud di dalam mengasihi Tuhan, wah luar biasa bukan?..... kitab Amsal 27 : 19 mengatakan: Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.  Oleh sebab itu umat Tuhan yang terkasih, marilah kita senantiasa meminta pimpinan dari Roh Kudus agar kita diberikan hati yang tulus di dalam melayani Tuhan dan sesama kita, Amin.

Hidup dalam pimpinan Roh Kudus

Hidup dalam pimpinan Roh Kudus
Kisah para rasul 1 : 8 : Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Pada ayat di kisah para rasul 1 : 8 dikatakan bahwa kita akan menerima kuasa kalau Roh Kudus telah turun ke atas kita, kuasa itu turun dari tempat yang maha tinggi, yaitu kuasa yang turun langsung dari Tuhan kita, dahsyat bukan?.......dan pada ayat kisah para rasul 2 : 38 dikatakan bahwa ketika kita bertobat dan memberi diri dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosa , maka kita akan menerima karunia Roh Kudus, halleluyah!...Kita telah diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat yang maha tinggi (Lukas 24 : 49), karena Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita adalah Roh Allah yang Maha Kuasa yang mengatasi segala sesuatu!  Kuasa yang dari atas adalah di atas semuanya (Yohanes 3 : 31), Roh Kudus akan menginsafkan dunia akan dosa (Yohanes 16 : 8), kita harus mengobarkan karunia Allah yang ada pada kita (2 Timotius 1 : 6), ketika Roh kudus dikobarkan dalam diri kita, maka Roh Kudus akan memberikan keleluasaan kepada kita untuk mengabarkan Injil, mengobarkan karunia Roh Kudus yang ada di dalam diri kita, dapat diibaratkan seperti secangkir teh yang diberikan sesendok gula, apabila gula di dalam air teh tersebut tidak diaduk, maka air teh itu tetap akan terasa tawar, tetapi ketika gula itu diaduk dan menyatu dengan air teh tersebut, maka air teh itupun akan terasa manis dan menjadi minuman teh manis yang sedap, Halleluyah!
Ketika Roh Tuhan ada di dalam kita maka Roh hikmat dan pengertian, Roh nasihat dan keperkasaan, Roh pengenalan dan takut akan Tuhan juga akan ada di dalam kita (Yesaya 11 : 1 – 2), lalu bagaimana caranya untuk mengobarkan karunia Roh Kudus yang ada di dalam diri kita?........jawabannya adalah lewat “Firman Tuhan”, karena Firman Tuhan adalah panduan dalam hidup kita sampai menuju kepada kekekalan, Halleluyah!....Firman Tuhan bukan sekedar untuk dibaca saja, tetapi untuk dihafalkan, dan diperkatakan, serta harus dilakukan/dipraktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari dan Roh Kudus yang akan memimpin setiap langkah kita sesuai dengan Firman Tuhan tersebut, karena Roh Kudus adalah Roh Kebenaran yang akan memimpin kita ke dalam seluruh Kebenaran (Yohanes 16 : 13), salah satu contoh yang membuktikan bahwa Firman Tuhan dapat mengobarkan karunia Roh Kudus yang ada pada kita adalah pada kisah di Injil Lukas 5 : 17, disana dikisahkan pada waktu Yesus mengajarkan Firman Tuhan, ketika itu Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit, Firman Tuhan dan Roh Kudus bekerja bersama-sama (bersinergi) sehingga terjadilah mujizat, begitu pula ketika kita memperkatakan Firman Tuhan secara terus menerus dengan iman yang percaya tanpa ragu-ragu, maka kuasa Roh Kudus pun akan bekerja sehingga terjadi mujizat secara luar biasa! Amin!
Di akhir jaman ini kita perlu merenungkan Firman Tuhan lebih lagi dengan pimpinan Roh Kudus, agar kita dapat mengobarkan karunia Allah yang ada pada diri kita oleh kuasa Roh Kudus, Firman Tuhan yang kita terapkan/praktekkan akan membuat kuasa Roh Kudus bekerja di dalam diri kita. Kuasa Firman Tuhan yang diperkatakan lewat mulut kita akan membawa dampak yang besar dan nyata di dalam kehidupan kita di dunia ini (Amsal 18 : 21), karena lidah dan mulut kita diciptakan Tuhan untuk memuliakan nama-Nya !.....bahkan alam semesta pun telah dijadikan oleh Firman Allah (Ibrani 11 : 3), oleh sebab itu umat Tuhan yang terkasih, marilah kita senantiasa meminta pimpinan Roh Kudus dalam membaca Firman Tuhan setiap saat, agar kita dapat melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya (Efesus 2 : 10), Amin. 

Kuasa dari puji-pujian

Kuasa dari puji-pujian
2 Tawarikh 20 : 22, Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.
Di dalam kitab 2 Tawarikh 20 ayatnya yang ke 1 sampai ayat yang ke 37, disana diceritakan tentang bani Moab dan bani Amon yang hendak menyerang Yehuda yang saat itu dipimpin oleh raja Yosafat,, ketika mendengar khabar tersebut Yosafat menjadi takut, lalu ia mengambil keputusan untuk mencari Tuhan, ia menyerukan kepada seluruh Yehuda untuk berpuasa (ayat ke 3), ketika raja Yosafat merasa takut dan terpojok, ia tidak putus asa, tetapi ia mengambil keputusan untuk mencari Tuhan, bahkan ia menyerukan kepada seluruh Yehuda untuk berpuasa……,luar biasa bukan tindakan raja Yosafat tersebut?......... dan lalu apakah tindakan yang dilakukan Yosafat setelah itu?.......Yosafat berunding dengan rakyatnya dan ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk Tuhan dan memuji Tuhan dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata (ayat ke 21), lalu apakah yang terjadi kemudian?.......ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian bagi Tuhan, maka dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, sehingga bani Amon dan bani Moab terpukul kalah (ayat ke 22), bahkan Yosafat dan orang-orangnya merampas barang-barang musuh lebih banyak dari pada yang dapat dibawa, dan karena begitu banyaknya barang rampasan tersebut, mereka membutuhkan tiga hari lamanya untuk menjarah barang-barang musuh !! dahsyat bukan ?
Puji-pujian yang kita naikkan kepada Tuhan akan memberikan dampak yang luar biasa bagi kehidupan kita, ketika kita mengalami pergumulan hidup di dunia ini, marilah kita menaikkan puji-pujian dan sorak-sorai bagi Tuhan, maka Tuhan akan mengangkat dan membela kita,…… kita dapat melihat beberapa contoh di dalam alkitab tentang betapa dahsyatnya kuasa dari puji-pujian serta sorak-sorai kepada Tuhan, seperti di Kisah Para Rasul 16 : 25, disana diceritakan ketika Paulus dan Silas dipenjarakan di kota Filipi, dan kira-kira pada waktu tengah malam Paulus dan Silas berdoa serta menyanyikan puji-pujian kepada Allah, maka terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah, dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah semua belenggu mereka!! Dahsyat bukan?......contoh lain dapat juga kita lihat ketika Yosua dan bangsa Israel diperintahkan Tuhan untuk mengelilingi kota Yerikho dan  bersorak dengan sorak yang nyaring maka runtuhlah tembok kota Yerikho, dan merekapun merebut kota itu (Yosua 6 : 20)…….apabila kita melihat permasalahan hidup seakan-akan tidak ada jalan keluar, maka mulailah kita memuji Tuhan dan bersorak-sorai bagi Tuhan, maka Tuhan akan mengintervensi kehidupan kita, dan kemuliaan Allah akan dinyatakan di dalam kehidupan kita, bersorak-sorailah bagi Tuhan dalam setiap keadaan, maka Tuhan akan memberikan kemenangan kepada kita, Amin.

Kuasa Firman Tuhan

Kuasa Firman Tuhan
Kisah Para Rasul 17 : 11,  Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.
Di dalam Kisah Para Rasul 17 ayat 10 sampai ayat 15, diceritakan mengenai perjalanan rasul Paulus dan Silas ke kota Berea , dan disana dikatakan di ayatnya yang ke 11: bahwa orang-orang Yahudi di kota itu (kota Berea) lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, mengapa rasul Paulus mengatakan demikian ? tentu ada alasan yang kuat ketika dia mengatakan hal tersebut?…….. sebabnya adalah orang-orang Yahudi di kota Berea menerima Firman Tuhan dengan segala “kerelaan hati” dan setiap hari mereka “menyelidiki” Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian !.....itulah yang menjadi perbedaan antara orang Yahudi yang tinggal di Tesalonika dengan orang-orang Yahudi yang tinggal di kota Berea, kerelaan hati dalam menerima Firman Tuhan dan keingintahuan untuk selalu menyelidiki kebenaran Firman Tuhan yang akan membuat kita berbeda dengan orang-orang lainnya, karena ketika kita menerima Firman Tuhan dengan kerelaan hati serta tekun dalam menyelidiki setiap makna yang terkandung dalam Firman Tuhan, maka Roh Kudus akan membimbing kita kepada kebenaran yang terkandung dalam Firman Tuhan tersebut.
Kitab Roma 10 ayatnya yang ke 17 mengatakan: Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus. Iman kita akan timbul ketika kita mendengar Firman Tuhan, iman adalah sesuatu hal yang sangat mendasar yang kita butuhkan di dalam menjalankan kehidupan di dunia ini, oleh iman kepada Yesus Kristus kita dapat menghadapi pergumulan di dunia ini dengan pimpinan Roh Kudus, oleh sebab itu anda bisa membayangkan bagaimana kita bisa menjadi pemenang di bumi ini jika tanpa Firman Tuhan di dalam hati kita, karena Firman Tuhan yang menciptakan langit dan bumi ini beserta segala isinya (Kejadian 1), Firman Tuhan juga yang memampukan kita untuk melawan tipu muslihat iblis (Lukas 4 : 1 – 13). Mengapa kita harus membaca dan merenungkan Firman Tuhan setiap saat?.... karena Firman Tuhan akan memelihara iman kita serta memelihara pengetahuan akan kebenaran, sehingga kita tidak dapat disesatkan dan diombang-ambingkan oleh berbagai-bagai  ajaran sesat / nabi-nabi palsu di akhir jaman ini.
Oleh sebab itu umat Tuhan yang terkasih, marilah kita senantiasa membaca dan merenungkan Firman Tuhan dengan pimpinan Roh Kudus, agar iman kita semakin bertumbuh di dalam Yesus Kristus Tuhan kita, Amin. 

Hal berdoa

Hal berdoa
Yakobus 4 : 2 – 3, Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.  Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Ayat – ayat di dalam kitab Yakobus 4 di atas menerangkan mengenai hal berdoa, pada ayat diatas dikatakan bahwa kamu tidak memperoleh apa-apa karena kamu tidak berdoa, tetapi juga di katakan:  kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa?......, kenapa hal tersebut bisa terjadi?....bukankah hal tersebut kedengarannya aneh?....., karena jawabannya ialah: karena kamu salah berdoa!....,kemudian dilanjutkan pada ayat berikutnya: sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu!!...
Karena itu ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam berdoa, yaitu (Matius 6 : 9 – 13) :
1.Waktu berdoa, kita datang kepada Tuhan dengan memberikan penghormatan / pengagungan.
2.Waktu berdoa, kita harus menempatkan diri sebagai anak yang memerlukan kasih dari seorang Ayah.
3.Waktu berdoa, kita mempersembahkan seluruh kekudusan dalam hidup kita kepada Tuhan 
    (menghormati kekudusan Allah).
4.Waktu berdoa, kita menghormati otoritas / kehendak Bapa di sorga.
Keempat hal di atas adalah merupakan dasar-dasar / fondasi yang sangat penting ketika kita menaikkan doa kepada Tuhan, karena ketika motivasi kita dalam berdoa tidak benar (salah berdoa) , maka kita tidak akan menerima apa-apa ketika berdoa, doa yang salah adalah doa yang dinaikkan agar dapat menarik perhatian orang (Matius 6 : 5, ingin dipuji / ingin menerima penghormatan dari orang lain), dan juga doa yang bertele-tele (Matius 6 : 7, panjang lebar tanpa fokus yang jelas). Tuhan Yesus memberikan kita contoh tentang hal berdoa di dalam Injil Matius 6 ayat ke 5 sampai ayat yang ke 15. Ayat-ayat Firman Tuhan dapat membantu kita dalam berdoa, seseorang akan mempunyai kuasa, kalau orang tersebut hidup dengan mentaati Firman Tuhan, Firman Tuhan itu akan berkuasa terhadap seseorang apabila Firman Tuhan itu dihayati dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, dan ketika kita mengakui anugerah Allah di dalam seluruh kehidupan kita, maka hal itu akan membuat kita rendah hati, karena segala yang kita miliki di dunia ini hanyalah merupakan anugerah dari Tuhan saja.
Umat Tuhan yang terkasih, marilah kita senantiasa berdoa dengan meminta pimpinan dari Roh Kudus agar kita dapat berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan, amin.  

Berdoa senantiasa

Berdoa senantiasa
Matius 21 : 12 – 13, Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”
Didalam uraian ayat di atas disana diceritakan ketika Yesus masuk ke dalam Bait Allah, Dia menjumpai orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah, lalu Yesus segera mengusir orang-orang yang berjual beli disana dan membalikkan meja-meja penukar uang serta bangku-bangku penjual merpati, dan kemudian Yesus berkata bahwa rumah-Ku akan disebut rumah doa, tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun……., Yesus tahu persis betapa pentingnya Bait Allah untuk tempat berdoa, tetapi orang-orang disana menjadikannya sebagai tempat berdagang / berbisnis!....., hal seperti itu juga bisa kita temui pada kehidupan di masa kini, dimana banyak kita jumpai orang-orang yang pergi ke gereja dengan berbagai motifasi yang berbeda-beda, begitupun dalam hal berdoa, terkadang ada banyak kesalah pengertian dalam hal doa, Yesus begitu fokus kepada umat-umatNya yang berdoa, suratan Yakobus 5:16 mengatakan:Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Ayat tersebut mengatakan bahwa kita harus saling mengaku dosa (pemberesan) dan saling mendoakan supaya sembuh, serta doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya!...kesembuhan terjadi ketika seseorang saling mengaku dosa dan saling mendoakan!... luar biasa bukan kuasa doa di dalam kehidupan kita?......, apabila kehidupan kita sudah selaras dengan Tuhan maka kuasa Tuhan akan dinyatakan lewat pergumulan doa-doa kita.
Doa itu adalah “nafas” hidup kita, hal itu dapat diumpamakan seperti: pada waktu kita terserang flu (pilek), pernafasan pada hidung kita akan terganggu, sehingga tubuhpun merasa tidak nyaman, karena akibat dari pernafasan yang terganggu akan mengakibatkan aktifitas pada seluruh tubuh kita terganggu / tidak maksimal…, begitupun halnya dengan doa, saat waktu berdoa kita tidak teratur, maka hal itu akan mempengaruhi manusia roh kita, karena yang paling utama pada tubuh adalah roh, karena roh manusia yang akan masuk ke dalam kehidupan kekal, sedangkan tubuh jasmani sifatnya hanya sementara saja (Kejadian 2 : 7, manusia diciptakan dari debu tanah dan akan kembali lagi ke debu tanah, tetapi roh manusia akan kembali kepada Tuhan, oleh sebab itu roh manusia itu kekal).  Kitab 2 Tawarikh 7 : 14 mengatakan:  bila kita merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah Tuhan, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Tuhan akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa kita, dan juga memulihkan negeri kita, Halleluyah!...luar biasa bukan?.  Kita harus menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan melalui kehidupan doa kita sehari-hari, karena Tuhan menciptakan manusia untuk kemuliaan-Nya (Yesaya 43 : 7).
Umat Tuhan yang terkasih, marilah kita membangun keintiman dengan Tuhan lewat kehidupan doa kita setiap hari melalui pimpinan Roh Kudus, Amin.

Menjadi pelayan dan hamba

Menjadi pelayan dan hamba.
Matius 20 : 26, Tidaklah demikian diantara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka diantara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
Firman Tuhan diatas mengatakan bahwa barangsiapa ingin menjadi besar diantaramu, hendaklah ia menjadi pelayanmu dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka diantara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu, kenyataan ini sangat bertolak belakang dengan keadaan yang terjadi di jaman ini, karena yang sering terjadi, seorang pembesar dan orang yang terkemuka haruslah dilayani dan bukan malah melayani !.... kenapa Yesus mengatakan bahwa jika seorang ingin menjadi besar dan terkemuka harus menjadi pelayan dan hamba?.....,karena Yesus ingin memberikan perbedaan antara anak Tuhan dan yang bukan anak Tuhan, juga antara orang yang beribadah dengan yang tidak beribadah. Di dalam injil Matius 20 : 20 -24, disana di kisahkan ketika ibu anak-anak Zebedeus datang untuk meminta kepada Yesus agar kedua anaknya ditempatkan di sebelah kiri dan sebelah kanan Yesus didalam kerajaan-Nya, lalu apa reaksi dari kesepuluh murid Yesus yang mendengar permintaan dari ibu anak-anak Zebedeus?.......,kesepuluh murid Yesus itu marah kepada kedua murid itu (anak Zebedeus)……, perebutan kekuasaan / jabatan seperti itu, juga dapat terjadi pada gereja di jaman sekarang ini , dimana orang-orang di dalam gereja saling berebut untuk mendapatkan jabatan yang baik, oleh sebab itu Tuhan Yesus mengatakan untuk menjadi besar diantara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu dan untuk menjadi terkemuka diantara kamu hendaklah ia menjadi hambamu, itulah teladan yang diajarkan Tuhan Yesus kepada kita, agar kita melayani dengan segala kerendahan hati……, kebesaran seseorang ditetapkan oleh pelayanannya selama di bumi ini (pelayanan yang didasari dengan ketulusan dan kerendahan hati yang dipimpin oleh Roh Kudus).
Didalam injil Lukas 6 : 28, Tuhan Yesus meminta agar berdoa bagi orang yang mencaci kamu, hal ini sangat bertolak belakang dengan realita yang banyak terjadi di sekitar kita, kenapa?........,karena Tuhan ingin agar dunia mengetahui bahwa kita adalah anak Tuhan dan memuliakan Bapa di sorga!..... tetapi bagaimana ini bisa kita lakukan?...dan apakah daging kita sanggup berdoa bagi orang yang mencaci kita?.....,jawabannya adalah: hal tersebut dapat kita lakukan apabila kita melakukannya dengan hati yang tulus dengan pertolongan dari Roh Kudus (Yesus akan memberikan perbedaan bagi orang yang mau mengikuti teladan Yesus). Pelayanan yang maksimal adalah pelayanan yang didasarkan dari ketulusan dan kerendahan hati, di dalam injil Yohanes 4 : 24, dikatakan: Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”, menyembah “dalam roh” berbicara mengenai penyembahan yang dimulai dari dalam hati. Ketika Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam manusia (Kejadian 2 : 7), maka Allah memberikan kehidupan kepada manusia yang berasal dari diri Allah sendiri, oleh sebab itu kita harus menginfestasikan kehidupan kita di bumi ini untuk kekekalan, karena kita diciptakan untuk kemuliaan Tuhan (Yesaya 43 : 7).

Kita harus menyimpan firman Allah dalam hati yang baik, maka kita akan mengeluarkan buah dalam ketekunan (Lukas 8 : 15), oleh sebab itu umat Tuhan yang terkasih marilah senantiasa kita melayani Tuhan dengan ketulusan dan kerendahan hati, serta selalu berdoa dengan bertekun dan sehati agar kemulian Tuhan dinyatakan di dalam kehidupan kita, Amin.

Manusia batiniah yang dibaharui

Manusia batiniah yang dibaharui
2 Korintus 4 : 16, Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Suratan 2 Korintus 4 : 16 mengatakan bahwa meskipun manusia lahiriah semakin merosot, namun manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, kata yang ditekankan disini ialah manusia batiniah yang dibaharui !....., ketika kita membaharui manusia batiniah kita, maka kita sebenarnya sedang membenahi diri kita di hadapan Tuhan, apabila kita tahu tentang yang benar, tetapi kita tidak melakukannya, maka bertobatlah dan lakukanlah segala kebenaran yang diperintahkan Tuhan kepada kita.  Pada hari-hari ini kita hidup pada masa dimana penggenapan demi penggenapan dari kitab Wahyu sedang dinyatakan pada generasi kita sekarang ini, dan itu adalah merupakan tanda-tanda dari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, saat ini kita harus berfokus untuk hidup dengan membangun keintiman dengan Tuhan, oleh sebab itu singkirkanlah segala hal yang dapat menghalangi keintiman kita dengan Tuhan (seperti: sakit hati, kepahitan, kekecewaan, dan lain-lainnya).
Ada satu pertanyaan untuk anda, apakah anda mau menghabiskan kekekalan bersama Tuhan Yesus di dalam Kerajaan Sorga?........,pilihan itu ada di tangan anda!......, kalau anda memilih untuk menghabiskan kekekalan bersama Tuhan Yesus di dalam Kerajaan Sorga, marilah saat ini kita meminta pertolongan dari Roh Kudus untuk dapat hidup menurut kehendak Tuhan. Suratan Petrus 3 : 3 – 4 mengatakan bahwa  perhiasan kita bukanlah perhiasan secara lahiriah yang dapat dilihat dan dinikmati oleh mata jasmani manusia, tetapi perhiasan kita adalah manusia batiniah yang tersembunyi, yang tidak binasa yang sangat berharga di mata Allah, perhiasan seperti itulah yang harus kita kenakan setiap saat. Kita  harus senantiasa mendandani manusia batiniah kita, karena Tuhan berfokus terhadap apa yang ada di dalam diri kita yaitu hati kita, dan bukan manusia secara fisik (misalnya: ketampanan, kecantikan, kewibawaan, dan lain-lain).  Manusia batiniah kita sangat berharga di mata Tuhan, karena di dalam diri manusia terdapat nafas hidup yang diberikan Tuhan kepada kita (Kejadian 2 : 7), oleh sebab itu ketika tubuh jasmani manusia itu mati/meninggalkan dunia ini, tetapi roh manusia itu akan kembali kepada Allah.  Lalu bagaimanakah caranya untuk mendandani manusia batiniah tersebut?......,caranya adalah dengan membangun pengertian mengenai nilai-nilai kehidupan yang sesuai dengan sudut pandang Tuhan (membangun nilai-nilai bukan secara “logika”, tetapi memahami apa yang baik dan yang jahat sesuai dengan perspektif Tuhan/mengerti kehendak Tuhan). Untuk membangun manusia batiniah itu tidak “instan” tetapi memerlukan suatu proses dalam menjalaninya, karena kita tidak lagi hidup menurut kehendak kita, tetapi kita harus hidup menurut kehendak Tuhan (Efesus 5 : 17).
Umat Tuhan yang terkasih, marilah kita senantiasa meminta pimpinan dari Roh Kudus dalam membaca dan merenungkan Firman Tuhan, serta melakukan kehendak Tuhan setiap saat, amin.
 

Melayani dengan ketaatan

Melayani dengan ketaatan
1 Yohanes 2 : 6, Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
Ayat di atas berkata bahwa barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup, ayat tersebut menerangkan bahwa apabila kita ada di dalam Kristus, maka kita juga wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup!...itulah standar kerajaan sorga yang telah ditetapkan bagi kita sebagai anak-anak Allah, dan pada ayat 1 Petrus 1 : 16 mengatakan:  Kuduslah kamu, sebab Aku kudus, dan juga pada ayat di Matius 5 : 48 mengatakan:  Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”, Allah ingin agar kita mengikuti seluruh teladan yang telah dilakukan Yesus Kristus untuk kita, oleh sebab itu kita perlu setiap saat meminta pertolongan dari Roh Kudus untuk hidup dalam pimpinan-Nya.  Untuk memahami apakah tujuan hidup kita di dunia ini, seperti yang dikatakan dalam 1 Yohanes 2 : 6 tadi, kita harus setia dan taat kepada Allah, dibutuhkan disiplin dalam menjalani kehidupan yang taat di dalam Kristus, contohnya di dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini, seperti bersekolah, di sekolah ada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan yang harus dipatuhi oleh murid-murid, antara lain peraturan mengenai jam masuk sekolah, apabila murid-murid terlambat masuk sekolah maka gerbang sekolah akan ditutup, atau murid yang terlambat tersebut akan diberi sangsi/hukuman atas keterlambatannya, begitupun juga ketika kita ingin masuk ke sorga ada peraturan-peraturan / ketentuan-ketentuan yang harus ditaati untuk masuk ke dalam sorga, yaitu kita harus mentaati perintah-perintah yang diberikan Tuhan Yesus kepada kita melalui firman-Nya.
Untuk menuju ke sorga diperlukan disiplin dan ketaatan yang harus kita lakukan selama kita masih hidup di dunia ini, disiplin itu dibangun berdasarkan atas kasih yang telah diberikan oleh Allah kepada kita, serta adanya kerendahan hati untuk selalu bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Orang-orang kudus diperlengkapi bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus (Efesus 4 : 12), oleh sebab itu profesi orang-orang kudus adalah melayani !...Ketika Tuhan menempatkan dimana kita berada/bekerja, maka Tuhan ingin agar pekerjaan kita di dunia ini, dapat menunjang pelayanan kita kepada Tuhan, karena tujuan Tuhan menciptakan kita di dunia ini adalah untuk memuliakan Tuhan (Yesaya 43 : 7). Pelayanan bukanlah merupakan kesuksesan secara pribadi, karena pelayanan yang kita lakukan haruslah didasari dengan ketulusan dan kerendahan hati untuk memuliakan Tuhan, dan bukan untuk memegahkan diri sendiri, karena semua yang diberikan Tuhan kepada kita adalah merupakan kasih karunia-Nya (Efesus 2 : 8), anugerah dan karunia dari Allah menggerakkan kita untuk melayani Tuhan dengan ketaatan sepenuhnya kepada Allah, dan semuanya itu adalah kasih karunia dari Allah saja. Siapapun kita di dunia ini, kita dipanggil untuk melayani Tuhan, sesuai dengan karunia yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita harus memberikan diri kita untuk mengabdi dan melayani  serta mengasihi Tuhan sepenuhnya, karena seluruh pengorbanan yang kita lakukan, tidak dapat menandingi kebaikan Tuhan yang diberikan kepada kita (Yohanes 3 : 16). Pekerjaan pelayanan kita kepada Tuhan bukanlah untuk sesuatu yang bersifat fana/sementara, tetapi untuk persiapan kita menuju kepada kehidupan yang kekal bersama Tuhan Yesus di dalam sorga, Halleluyah!
Pekerjaan yang dikehendaki Allah adalah agar kita percaya kepada Dia yang telah diutus Allah (Yohanes 6 : 29), rasa percaya kita kepada Tuhan Yesus, akan memberikan kekuatan kepada kita untuk bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dengan ketaatan yang menyeluruh. Oleh sebab itu umat Tuhan yang terkasih, marilah kita belajar untuk mempercayai Tuhan setiap saat atas seluruh masa depan kita, amin.