Rabu, 27 Agustus 2014

Memuji Tuhan dengan segenap hati

Memuji Tuhan dengan segenap hati
Mazmur 108 : 1-2,  Hatiku siap, ya Allah, aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar.
Kita mengenal puji-pujian secara vertikal, karena puji-pujian kepada Tuhan dimulai dari surga, segala pujian yang kita naikkan harus berfokus hanya kepada Tuhan saja, karena puji-pujian yang kita naikkan kepada Tuhan dengan hati yang tulus dan penuh dengan ucapan syukur sangat besar kuasanya! 
Ketika kita senang dipuji, maka kita harus berhati-hati, karena hal tersebut sama dengan  merampas pujian dari Tuhan, karena hanya Tuhan yang layak kita puji dan sembah sampai selama-lamanya, saat kita menerima pujian dari manusia, maka kita harus mengembalikan pujian tersebut hanya kepada Tuhan saja.  Kebanyakan dari manusia melihat atau memandang seseorang dari tubuh jasmani saja, akan tetapi Tuhan  melihat dari ketulusan hati kita, dan bukan dari fisik kita (manusia jasmani), hal itu dapat kita lihat dalam kisah di 1 Samuel 16 : 1 – 13, waktu itu Tuhan menyuruh Samuel untuk mengurapi raja Israel yang baru, sebagai pengganti Saul, karena Saul tidak taat kepada perintah Tuhan, saat itu Isai memperlihatkan satu persatu anak-anaknya yang gagah perkasa secara fisik kepada Samuel, tetapi Tuhan bukan melihat manusia secara fisik, tetapi Tuhan melihat hati, 1 Samuel 16 : 7  Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”  Dan di ayat ke 12 dikatakan, Lalu Tuhan berfirman: “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.”  Luar biasa !! Tuhan memilih Daud sebagai raja Israel, karena Tuhan mengetahui ketulusan hati Daud dalam menyembah dan memuji Tuhan, Daud adalah sosok yang bergaul intim dengan Tuhan, walaupun saat itu status Daud hanya penggembala domba biasa saja ! sesuatu yang tidak terpikirkan menurut akal manusia bukan?
Daud adalah seorang sosok yang mengasihi dan memuji Tuhan dengan segenap hatinya, itu bisa kita lihat di dalam kitab2 Samuel 6 : 14 – 23, saat itu Raja Daud membawa tabut Tuhan ke Yerusalem (kota Daud), ayat ke 14 :  Dan Daud menari-nari di hadapan Tuhan dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan.  Daud yang saat itu telah menjadi raja atas Israel tidak segan/malu untuk menari-nari,  karena Daud mau menghormati dan menyambut kedatangan tabut Tuhan ke Yerusalem, bahkan istri Daud yaitu Mikhal memandang rendah Daud dalam hatinya (2 Samuel 6 : 16), bahkan Mikhal menegur Daud karena aksi menarinya itu (2 Samuel 6 : 20), tetapi apa jawab Daud kepada Mikhal istrinya itu? 2 Samuel 6 : 21 -22   Tetapi berkatalah Daud kepada Mikhal: “Di hadapan Tuhan, yang telah memilih aku dengan menyisihkan ayahmu dan segenap keluarganya untuk menunjuk aku menjadi raja atas umat TUHAN, yakni atas Israel,-di hadapan TUHAN aku menari-nari, bahkan aku akan menghinakan diriku lebih dari pada itu; engkau akan memandang aku rendah, tetapi bersama-sama budak-budak perempuan yang kaukatakan itu, bersama-sama merekalah aku mau dihormati.”  Halleluyah ! Luar biasa bukan !
Saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita memuji dan menyembah Tuhan dengan segenap hati yang tulus disertai dengan ucapan syukur setiap saat, karena Tuhan bukan melihat dari tubuh jasmani kita, tetapi Tuhan melihat dari ketulusan hati kita kepada-Nya, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar