Memuji Tuhan dengan segenap hati
Mazmur 108 : 1-2, Hatiku
siap, ya Allah, aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku,
bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar.
Kita mengenal puji-pujian secara vertikal, karena puji-pujian kepada
Tuhan dimulai dari surga, segala pujian yang kita naikkan harus berfokus hanya
kepada Tuhan saja, karena puji-pujian yang kita naikkan kepada Tuhan dengan
hati yang tulus dan penuh dengan ucapan syukur sangat besar kuasanya!
Ketika kita senang dipuji, maka kita harus berhati-hati, karena hal
tersebut sama dengan merampas pujian dari Tuhan, karena hanya Tuhan
yang layak kita puji dan sembah sampai selama-lamanya, saat kita menerima
pujian dari manusia, maka kita harus mengembalikan pujian tersebut hanya kepada
Tuhan saja. Kebanyakan dari manusia melihat atau memandang seseorang
dari tubuh jasmani saja, akan tetapi Tuhan melihat dari ketulusan
hati kita, dan bukan dari fisik kita (manusia jasmani), hal itu dapat kita
lihat dalam kisah di 1 Samuel 16 : 1 – 13, waktu itu Tuhan
menyuruh Samuel untuk mengurapi raja Israel yang baru, sebagai pengganti Saul,
karena Saul tidak taat kepada perintah Tuhan, saat itu Isai memperlihatkan satu
persatu anak-anaknya yang gagah perkasa secara fisik kepada Samuel, tetapi
Tuhan bukan melihat manusia secara fisik, tetapi Tuhan melihat hati, 1
Samuel 16 : 7 Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: “Janganlah
pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan
yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan
mata, tetapi Tuhan melihat hati.” Dan di ayat ke 12 dikatakan, Lalu
Tuhan berfirman: “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Luar
biasa !! Tuhan memilih Daud sebagai raja Israel, karena Tuhan mengetahui
ketulusan hati Daud dalam menyembah dan memuji Tuhan, Daud adalah sosok yang
bergaul intim dengan Tuhan, walaupun saat itu status Daud hanya penggembala
domba biasa saja ! sesuatu yang tidak terpikirkan menurut akal manusia bukan?
Daud adalah seorang sosok yang mengasihi dan memuji Tuhan dengan
segenap hatinya, itu bisa kita lihat di dalam kitab2 Samuel 6 : 14 – 23,
saat itu Raja Daud membawa tabut Tuhan ke Yerusalem (kota Daud), ayat
ke 14 : Dan Daud menari-nari di hadapan Tuhan dengan
sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan. Daud yang
saat itu telah menjadi raja atas Israel tidak segan/malu untuk
menari-nari, karena Daud mau menghormati dan menyambut kedatangan
tabut Tuhan ke Yerusalem, bahkan istri Daud yaitu Mikhal memandang rendah Daud
dalam hatinya (2 Samuel 6 : 16), bahkan Mikhal menegur Daud
karena aksi menarinya itu (2 Samuel 6 : 20), tetapi apa jawab
Daud kepada Mikhal istrinya itu? 2 Samuel 6 : 21
-22 Tetapi berkatalah Daud kepada Mikhal: “Di hadapan Tuhan,
yang telah memilih aku dengan menyisihkan ayahmu dan segenap keluarganya untuk
menunjuk aku menjadi raja atas umat TUHAN, yakni atas Israel,-di hadapan TUHAN
aku menari-nari, bahkan aku akan menghinakan diriku lebih dari pada itu; engkau
akan memandang aku rendah, tetapi bersama-sama budak-budak perempuan yang
kaukatakan itu, bersama-sama merekalah aku mau dihormati.” Halleluyah
! Luar biasa bukan !
Saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita
memuji dan menyembah Tuhan dengan segenap hati yang tulus disertai dengan
ucapan syukur setiap saat, karena Tuhan bukan melihat dari tubuh jasmani kita,
tetapi Tuhan melihat dari ketulusan hati kita kepada-Nya, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar