Hidup adalah sebuah proses
Filipi
3 : 1 – 16
Filipi 3 : 7 - 8, Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap
rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan
akan Kristus Yesus, Tuhanku lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah
aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku
memperoleh Kristus,
Suratan Filipi 3 : 7 – 8, mengingatkan kepada kita agar kita tidak
kembali kepada masa lalu kita (masa yang lampau), bahkan apa yang dahulu
merupakan keuntungan bagi kita, malahan dianggap rugi karena pengenalan akan
Kristus Yesus lebih mulia dari pada semuanya itu, di ayat 3 dikatakan bahwa
kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam
Kristus Yesus, yang dimaksudkan bersunat disini ialah orang-orang yang telah
“bersunat hatinya”, yaitu orang-orang yang telah dimurnikan/disucikan hatinya,
yaitu dengan membuang segala hal-hal yang jahat yang ada di hati kita (iri,
dengki, kepahitan, perselisihan, dan lain-lain). Kekristenan adalah merupakan
gaya hidup, dan sesuatu yang mutlak dalam kehidupan kita, ketika hidup ini
hanya berfokus kepada perkara-perkara lahiriah yang ada di bumi ini, tanpa
memikirkan gaya hidup kekristenan yang berfokus kepada Kerajaan Allah, maka
kehidupan rohani kita tidak akan pernah maksimal. Pada Filipi 3 : 8, rasul
Paulus mengatakan bahwa dia akan melepaskan semuanya itu (dahulu yang merupakan
keuntungan baginya), dan menganggapnya sampah, supaya dia memperoleh
Kristus, itu adalah merupakan suatu pernyataan / tekad untuk bersungguh-sungguh
dalam melayani Tuhan, kita harus menempatkan Kristus di urutan pertama dari
seluruh kehidupan kita di dunia ini. Di ayat ke 8 dikatakan bahwa Paulus ingin
mengenal Tuhan dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, kerinduan Paulus begitu mendalam untuk hidup intim
dan bergaul erat dengan Tuhan, rasul Paulus mengatakan ini bukan berarti ia
telah sempurna, tetapi dia ingin mengejarnya (Filipi 3 : 12), rasul Paulus
memahami dengan benar tujuan hidupnya, yaitu untuk berlari-lari kepada suatu
tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam
Kristus Yesus (Filipi 3 : 14), proses yang dialami Paulus di dalam hidupnya,
membuatnya semakin dewasa dan kuat di dalam melayani Tuhan.
Di dalam Alkitab kita juga dapat melihat beberapa tokoh yang mengalami
proses dari Tuhan di dalam hidupnya, untuk dapat dipakai menjadi alat-Nya Tuhan
yang luar biasa, misalnya: Musa, Musa melalui proses yang panjang sebelum
dipakai Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, Musa
menjalani hidupnya di Mesir selama 40 tahun, lalu dia lari kepadang gurun
selama 40 tahun, sampai kemudian Tuhan mengutusnya kepada Firaun untuk
membebaskan bangsa Israel dari perbudakan dan penindasan dari bangsa Mesir,
dahsyat bukan?.…… lalu sosok yang lain di dalam Alkitab yang mengalami proses
dari Tuhan, sebelum menjadi alat-Nya Tuhan, yaitu Yusuf, Yusuf menjalani proses
selama belasan tahun dengan menjadi budak, tetapi apa yang terjadi kemudian
setelah Yusuf selesai menjalani proses dari Tuhan dengan menjadi budak selama
belasan tahun?...... Tuhan memakai Yusuf untuk memelihara bangsa yang besar
dari bahaya kelaparan yang dapat mengakibatkan kepada suatu kematian ! luar
biasa bukan proses yang diijinkan Tuhan dalam hidup kita!
Oleh sebab itu saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita
senantiasa bersukacita dan mengandalkan pertolongan Tuhan setiap saat, bila
kita menjalani “proses” yang diijinkan Tuhan di dalam
kehidupan kita, karena Tuhan tidak pernah salah dalam setiap rancangan yang
diberikan dalam kehidupan kita, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar