Hidup
yang berarti bagi Tuhan
Yakobus 4 : 13 – 17
Yakobus 4 : 14, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah
arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu
lenyap.
Suratan Yakobus 4 : 13 –
17 mengingatkan kepada kita agar selalu melibatkan Tuhan dalam
setiap perencanaan yang kita buat di dunia ini, kita bahkan tidak akan pernah
tahu apa yang akan terjadi besok pada kehidupan kita, hidup manusia begitu fana
seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap, kita harus hidup penuh
dengan ketaatan dan kepatuhan pada setiap rancangan yang telah Tuhan berikan
dalam kehidupan kita untuk dijalani. Oleh sebab itu kita harus saling
mengingatkan apabila ada dari seorang yang melakukan pelanggaran ,
maka kita harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut (Galatia
6 : 1), karena dengan saling bertolong-tolongan menanggung beban, maka
kita telah memenuhi hukum Kristus (Galatia 6 : 2).
Setiap apa yang terjadi di dalam
dunia ini, selalu berada dalam pengawasan Tuhan, oleh sebab itu kita harus
melibatkan Tuhan di dalam setiap perencanaan hidup ini, karena Hati
manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah
langkahnya (Amsal 16 : 9),…. karena kita dari semula telah
ditentukan-Nya untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia,
Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara (Roma 8 : 29),
apapun profesi yang anda geluti di dunia ini, kita harus selalu melibatkan
Tuhan di dalamnya, karena Firman Tuhan mengatakan: semua orang yang
disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan
yang juga Kujadikan!” (Yesaya 43 : 7), kita
diciptakan untuk kemuliaan Tuhan, Haleluya!......lalu bagaimana proses yang
harus kita lalui untuk menjadi serupa dengan gambaran-Nya, yaitu dengan :
1.Dengan
cara memikul salib (Matius 10 : 38).
2.Dengan
cara mengikut Yesus (Matius 10 : 38)
Yesus datang ke dunia ini untuk
melakukan kehendak Allah (Ibrani 10 : 9), teladan yang telah
Yesus berikan kepada kita yaitu“penyerahan hak” yang penuh dengan
ketaatan dan kepatuhan, bahkan sampai rela mati di kayu salib untuk menebus
seluruh dosa-dosa umat manusia, Yesus hidup untuk melakukan kehendak Bapa-Nya (Lukas
22 : 42), dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib (Filipi 2 : 8), Haleluyah!.......hanya
kehendak Allah yang menjadikan hidup Yesus berarti, demikian pula dengan kita,
kita harus belajar “menyerahkan hak” kita dengan segala
ketaatan dan kepatuhan yang sepenuhnya kepada Tuhan, untuk melakukan kehendak
Tuhan di dalam hidup kita. Injil Matius 10 : 39 mengatakan
: Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya,
dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Kita dapat melihat beberapa tokoh di
dalam Alkitab yang mendedikasikan hidupnya untuk taat dan patuh kepada kehendak
Tuhan, salah satunya adalah Nuh, suratan Ibrani 11 : 7 mengatakan: Karena
iman, maka Nuh – dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan –
dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena
iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai
dengan imannya. Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di
antara orang-orang sejamannya dan Nuh hidup bergaul dengan Allah (Kejadian
6 : 9), dan Nuh melakukan tepat seperti yang diperintahkan
Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya (Kejadian 6 : 22), Nuh
taat dan patuh karena Nuh mengenal Allahnya dan menaruh kepercayaan yang
sepenuhnya kepada Allahnya.
Umat
Tuhan yang terkasih, ditengah arus dan pergolakan di dunia ini, marilah kita
senantiasa meminta pertolongan dari Roh Kudus untuk dapat hidup taat sesuai
dengan Firman Tuhan, agar kita selalu hidup kokoh di atas dasar Firman Tuhan,
amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar